Masyarakat Batak terkenal sangat bangga akan kebudayaannya. Mereka akan mudah diidentifikasi hanya dari namanya. Keistimewaan adat Batak bukan hanya pada pemberian nama sesuai marga, melainkan bersentuhan dengan upacara adat perkawinan. Perkawinan adat Batak tidak jauh “merepotkan” dibanding upacara adat perkawinan daerah lain. Berbicara mengenai adat istiadat, sama halnya kita berbicara mengenai peraturan, aturan main.
Bedanya, aturan main satu ini berkenaan dengan hukum adat yang biasanya bersifat mengikat. Bagi masyarakat Batak, upacara atau peristiwa yang memiliki nilai ikatan norma paling kuat adalah upacara adat perkawinan dan upacara adat saat kematian. Pelanggaran terhadap kedua upacara adat tersebut akan berakibat hukuman berupa sanksi moral.
Urutan prosesi dalam upacara perkawinan adat Batak terbagi dalam beberapa tahap penting. Semua tahap tersebut sudah seharusnya dilakukan guna menaati norma adat dan peraturan yang tidak terlulis tersebut. Masyarakat Batak mengenal istilah raja adat untuk berbagai prosesi adat yang dilakukannya. Raja adat adalah seseorang yang sudah dianggap paham betul mengenai hal-hal bersangkutan dengan adat istiadat Batak.
Selain memahami berbagai seluk beluk, larangan, serta aturan adat istiadat Batak, raja adat haruslah bersikap sabar, memiliki loyalitas tinggi terhadap adat dan aturan, dapat berkomunikasi dengan baik, sopan santun dalam setiap perilaku dan berbicara, memegang teguh pendirian, tegas, dan tidak semena-mena.
Upacara Perkawinan Adat Batak
1. Mangariksa dan Pabangkit hata
Prosesi awal saat masyarakat Batak akan melangsungkan sebuah upacara perkawinan adalah mangariksa. Mangariksa adalah kunjungan yang dilakukan pihak keluarga calon mempelai pria kepada wanita. Setelah kunjungan tersebut dirasa telah diterima oleh pihak perempuan, dilanjutkan dengan prosesi pabangkit hata.
Prosesi ini merupakan kata lain dari lamaran. Lamaran dilakukan pihak keluarga pria kepada pihak keluarga perempuan. Hal ini dilakukan tentu saja atas kesepakatan kedua belah pihak yang akan menikah. Keluarga calon mempelai pria serta-merta membawa barang-barang hantaran untuk calon mempelai wanita. Barang hantaran biasanya berupa kain dan cincin emas.
2. Hori-Hori Dinding atau Marhori-Hori Dinding
Prosesi ini dilakukan setelah kedua pihak keluarga setuju menikahkan putra-putrinya. Hal yang dilakukan pada prosesi ini adalah membicarakan lebih lanjut mengenai rencana pernikahan, berkenaan dengan pesta perkawinan. Prosesi ini hanya boleh diketahui pihak keluarga. Setelah terjadi sebuah kesepakatan, barulah pihak keluarga memberitahu pada masyarakat luas.
3. Patua Hata
Prosesi bersifat lebih serius. Dalam prosesi ini, kedua mempelai diingatkan bahwa hubungan yang mereka jalin sudah berkenaan dengan banyak hal diluar mereka berdua.
4. Marhata Sinamot
Pada prosesi ini, pihak keluarga pria mendatangi pihak keluarga wanita dan bisanya membicarakan permasalahan uang jujur atau orang Batak menyebutnya dengan tuhor.
5. Pudun Sauta
Prosesi ini bisa juga dikatakan sebagai makan bersama kedua keluarga. Makanan yang dibawa tentu saja berasal dari pihak keluarga pria. Lauk yang dibawa biasanya berupa daging. Setelah kedua belah pihak keluarga makan bersama, jambar juhut atau daging ikut dibagikan kepada kerabat dari pihak keluarga.
6. Martumpol
Kedua belah pihak orang tua calon mempelai menandatangani surat persetujuan pernikahan bagi putra-putri mereka. Surat tersebut kemudian didaftarkan di gereja setempat. Kemudian, berita mengenai pernikahan tersebut diberitahukan kepada para jemaat gereja. Bila selama dua minggu para jemaat gereja tidak ada yang keberatan, pemberkatan nikah bisa dilaksanakan.
7. Martonggo Raja
Prosesi ini merupakan seremonial dari pernikahan yang akan digelar. Sekaligus memberitahukan kepada masyarakat mengenai waktu dan tempat diadakan pesta agar tidak ada pesta pernikahan yang digelar pada hari yang sama.
8. Manjalo Pasu-Pasu Parbagason
Kata lain dari prosesi ini adalah pemberkatan kedua pengantin yang dilakukan oleh pihak gereja. Setelah pemberkatan dilakukan, kedua belah pihak keluarga melakukan pesta unjuk.
9. Pesta Unjuk
Prosesi ini merupakan puncak dari upacara perkawinan adat Batak. Semua keluarga berpesta dengan membagi-bagikan jambar atau daging pada seluruh pihak keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar